OSPF

Open Shortest Path First (OSPF) adalah protokol routing jenis link-state yang dirancang untuk jaringan berskala menengah hingga besar. OSPF bekerja dengan cara membangun link-state database (LSDB) berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari router-router tetangga, kemudian menggunakan algoritma Dijkstra untuk menghitung jalur tercepat menuju seluruh tujuan. Setiap perubahan topologi akan memicu pengiriman Link State Advertisement (LSA) yang memungkinkan semua router memiliki
pemahaman yang sama terhadap struktur jaringan. Dengan pendekatan ini, OSPF mampu mencapai konvergensi cepat dan menghasilkan jalur optimal yang stabil.

RIP

Routing Information Protocol (RIP) adalah salah satu protokol routing tertua yang menggunakan pendekatan distance-vector dan algoritma Bellman-Ford untuk menentukan jalur terbaik antar router. Dalam penerapannya, setiap router mengirimkan tabel routing secara berkala ke tetangga terdekat melalui mekanisme broadcast. Protokol ini menggunakan jumlah hop sebagai metrik utama, dengan batas maksimum 15 hop, menjadikannya lebih cocok untuk jaringan kecil. Sederhananya konfigurasi dan implementasi menjadikan RIP mudah digunakan, namun pendekatan ini memiliki kelemahan serius dalam hal efisiensi dan kecepatan konvergensi.

Video Pembahasan OSPF

Algoritma Routing Bellman-Ford dan Dijkstra

Our comprehensive suite of professional services caters to a diverse clientele, ranging from homeowners to commercial developers.

Dijkstra (Link State Algorithm)

algoritma Dijkstra, yang juga dikenal sebagai Link State Algorithm, merupakan salah satu metode pencarian jalur terpendek yang hanya dapat digunakan pada graf berbobot non-negatif. Algoritma ini bekerja dengan strategi greedy, di mana pada setiap langkahnya dipilih sisi dengan bobot terkecil yang menghubungkan simpul yang telah dikunjungi ke simpul yang belum dikunjungi. Dijkstra menghitung jarak minimum dari simpul asal ke semua simpul lainnya dengan cara memperbarui jarak secara bertahap dan memilih jalur paling efisien berdasarkan bobot terkecil. Algoritma ini sangat efisien secara waktu dan lebih cepat dibanding Bellman-Ford, terutama jika diterapkan pada graf yang besar namun tidak memiliki sisi berbobot negatif.

Bellman-Ford (Distance Vector Algorithm)

algoritma Bellman-Ford digunakan sebagai metode untuk mencari jalur terpendek dari suatu simpul asal ke semua simpul lainnya dalam graf berbobot, termasuk graf yang memiliki bobot sisi negatif. Berbeda dengan algoritma Dijkstra yang tidak bisa menangani bobot negatif, Bellman-Ford mampu mengatasi kondisi tersebut dengan melakukan relaksasi semua sisi sebanyak |V|-1 kali, di mana |V| adalah jumlah simpul. Dalam proses ini, algoritma akan mengevaluasi semua sisi dan memperbarui jarak terpendek jika ditemukan jalur yang lebih pendek.

Kesimpulan

disimpulkan bahwa pemilihan protokol routing harus disesuaikan dengan skala dan kebutuhan jaringan. RIP cocok digunakan pada jaringan kecil karena sederhana dan mudah dikonfigurasi, meskipun kurang efisien dan memiliki konvergensi yang lambat. OSPF lebih sesuai untuk jaringan enterprise menengah hingga besar karena mendukung struktur area yang kompleks dan memiliki konvergensi yang cepat. BGP dirancang untuk interkoneksi antar Autonomous System, sangat ideal untuk jaringan global dan penyedia layanan internet meskipun memiliki konfigurasi yang kompleks dan konvergensi lambat. Sementara itu, EIGRP meskipun bersifat proprietary milik Cisco memberikan performa tinggi dan konvergensi cepat, sehingga sangat cocok untuk jaringan enterprise yang berbasis perangkat Cisco. Perbedaan algoritma routing juga memengaruhi kemampuan protokol dalam menangani topologi jaringan; algoritma Bellman-Ford, seperti pada RIP, dapat menangani bobot negatif meski lambat dan kompleks, sedangkan algoritma Dijkstra yang digunakan OSPF menawarkan efisiensi tinggi namun hanya bekerja pada bobot non-negatif. Efektivitas routing sangat dipengaruhi oleh faktor seperti konvergensi, skalabilitas, dan kompleksitas sistem, sehingga pemilihan protokol dan algoritma harus mempertimbangkan kebutuhan akan kecepatan konvergensi, jumlah router, kapasitas bandwidth, serta kemudahan manajemen dan pemeliharaan jaringan.